Selasa, 24 Desember 2013

Tetragrammaton

 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja Episkopal tahun 1868 di in Iowa
Tetragrammaton (Bahasa Yunani: τετραγράμματον kata dengan empat huruf) nama dalam bahasa Ibrani untuk Tuhan, yang dieja (dalam huruf Ibrani); י (yod) ה (heh) ו (vav) ה (heh) atau יהוה (YHWH), tetragramaton adalah nama pribadi dari Tuhan orang Israel.
Dari semua nama Tuhan di Perjanjian Lama, Tetragrammaton muncul paling sering, sebanyak 6.500 kali menurut Jewish Encyclopedia, namun menurut Biblica Hebraica dan Biblica Hebraica Stuttgartensia, teks asli dari Tulisan Ibrani yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Aram, berisi tulisan Tetragrammaton sebanyak 6.828 kali. Banyaknya penulisan Tetragramaton di dalam tulisan tulisan tersebut mengindikasikan rujukan yang lebih pribadi terhadap jatidiri Sang Penguasa. (Berlawanan dengan gelar yang tidak pribadi seperti "Tuhan" atau "Bapa"). Banyak pengkaji Alkitab melihat ini sebagai bukti bahwa penulis Alkitab (dan orang orang Ibrani dan Israel kuno) melihat nama yang direpresentasikan dengan Tetragrammaton sangat penting dan sering digunakan dalam perkataan dan doa-doa sehari-hari. Dan untuk yang percaya bahwa Alkitab diinspirasikan oleh Tuhan, hal ini menunjukkan bagaimana perasaan-Nya terhadap nama pribadi-Nya
Dalam agama Yahudi, Tetragrammaton tidak diucapkan pada pembacaan tulisan suci dan doa, dan diganti dengan Adonai ("Tuanku"). Bentuk tertulis lain seperti ד׳ atau ה׳ dibaca Hashem (Sang Nama).

Minggu, 22 Desember 2013

Kantor Pusat Baru Saksi-Saksi Yehuwa Mulai Dibangun di Warwick, NY


5 AGUSTUS 2013 | AMERIKA SERIKAT


NEW YORK—Saksi-Saksi Yehuwa secara resmi memulai pembangunan kantor pusat mereka di Warwick, New York, pada Senin, 29 Juli 2013, setelah memperoleh izin dari pejabat setempat.
Pada Rabu, 17 Juli, Badan Perencanaan Kota Warwick sepakat untuk menyetujui usulan denah lokasi kantor pusat Saksi-Saksi Yehuwa yang baru. Hal ini penting untuk mendapatkan izin membangun. Persetujuan ini diperoleh tepat empat tahun sejak Saksi-Saksi Yehuwa membeli lahan di Warwick pada 17 Juli 2009. Setelah izin membangun keluar pada Jumat, 26 Juli, Saksi-Saksi Yehuwa mulai mempersiapkan lahan dan menggali fondasi pada Senin, 29 Juli.

Kompleks Bangunan Saksi-Saksi Yehuwa di Brooklyn Telah Dibeli (telah terjual )


10 JULI 2013 | AMERIKA SERIKAT

 


NEW YORK—Pada 5 Juli 2013, Saksi-Saksi Yehuwa setuju untuk menjual beberapa bangunan mereka kepada RFR dan Kushner Companies. Bangunan tersebut terdiri atas lima bangunan bekas percetakan dan sebuah bangunan tempat tinggal 30 lantai di Brooklyn, New York. Saksi-Saksi akan mulai mengosongkan kompleks percetakan paling cepat Agustus tahun ini, sedangkan bangunan tempat tinggal akan dikosongkan pada 2017.

Jumat, 20 Desember 2013

Ahok: Majelis Sinode gila, lahan Gereja Immanuel malah dijual

 

Reporter : Fikri Faqih | Jumat, 20 Desember 2013 14:05
0
Share Detail


Ahok: Majelis Sinode gila, lahan Gereja Immanuel malah dijual
Gereja Immanuel. ©blogspot.com
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) angkat bicara soal konflik lahan 2,1 hektar di GPIB Immanuel, Jakarta Pusat. Menurut Ahok, gereja tersebut merupakan cagar budaya dan pendidikan.

Kamis, 19 Desember 2013

Natal 25 Desember adalah kebohongan public sepanjang masa!!!


Menu

Rabu, 11 Desember 2013

Di Amerika, Dilarang Mengucapkan Selamat Hari Natal

 

HL | 25 December 2012 | 13:32 Dibaca: 5103   Komentar: 0   26
13564310781348658873
Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)

Kalau Anda berada di Amerika (dan juga disebagian besar negara Barat yang lain), Anda mungkin akan mendapati bahwa ucapan selamat Natal (Merry Christmas) tidak akan dijumpai di kantor-kantor pemerintahan dan pernyataan resmi pemerintah. Lho bukannya Amerika adalah negara Kristen? Mengapa mengucapkan selamat Natal koq tidak boleh dilakukan oleh pejabat/pemimpin dimanapun, termasuk di sekolah? Inilah konsekuensi dari sekularisme, sebuah aliran yang membedakan dengan tegas antara urusan dunia dan akherat…antara urusan negara (state) dan agama (church).

Apakah semua pesta menyenangkan Allah ?

Apakah Semua Pesta Menyenangkan Allah?

APAKAH kamu senang pergi ke pesta?— Biasanya di sana ada banyak hal yang menyenangkan. Menurut kamu, apakah Guru Agung ingin kita pergi ke pesta?— Nah, sewaktu ada yang menikah, ia pergi ke pesta itu, dan beberapa muridnya ikut bersamanya. Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia”, maka Ia senang sewaktu kita menikmati pesta yang baik.—1 Timotius 1:11; Yohanes 2:1-11.

Di halaman 29 buku ini, kita diberi tahu bahwa Yehuwa membelah Laut Merah agar orang Israel menyeberanginya. Ingatkah kamu cerita itu?— Setelah itu, orang Israel bernyanyi dan menari serta mengucap syukur kepada Yehuwa. Suasananya seperti pesta. Orang-orang sangat bahagia, dan kita dapat yakin bahwa Allah pun bahagia.—Keluaran 15:1, 20, 21.

Hampir 40 tahun kemudian, orang Israel pergi ke suatu pesta besar yang lain. Kali ini, mereka diundang oleh orang-orang yang sama sekali tidak menyembah Yehuwa. Sebenarnya, orang-orang yang mengundang mereka itu bahkan menyembah allah-allah lain dengan membungkuk di hadapannya dan melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan suami atau istri mereka. Menurutmu, apakah kita boleh pergi ke pesta seperti itu?— Nah, Yehuwa tidak senang, dan Ia menghukum orang Israel.—Bilangan 25:1-9; 1 Korintus 10:8.

Alkitab juga menceritakan tentang dua pesta ulang tahun. Apakah salah satunya untuk merayakan hari lahir Guru Agung?— Tidak. Kedua pesta ulang tahun ini diadakan untuk orang-orang yang tidak melayani Yehuwa. Salah satunya adalah pesta ulang tahun untuk Raja Herodes Antipas. Ia adalah penguasa distrik Galilea sewaktu Yesus tinggal di sana.

Raja Herodes melakukan banyak hal buruk. Ia mengawini istri saudaranya. Nama wanita itu Herodias. Hamba Allah yang bernama Yohanes Pembaptis memberi tahu Herodes bahwa perbuatannya itu salah. Herodes tidak senang mendengarnya. Jadi, ia mengurung Yohanes dalam penjara.—Lukas 3:19, 20.

Selasa, 10 Desember 2013

Senin, 09 Desember 2013

Kerajaan Allah



 
Perwujudan dan pelaksanaan kedaulatan universal Allah atas makhluk-makhluk ciptaan-Nya, atau sarana yang Ia gunakan untuk tujuan tersebut. (Mz 103:19) Frasa ini khususnya digunakan untuk perwujudan kedaulatan Allah melalui suatu pemerintahan berbentuk kerajaan yang dikepalai oleh Putra-Nya, Kristus Yesus.

Kata yang diterjemahkan ”kerajaan” dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen adalah ba·si·lei′a, yang berarti ”sebuah kerajaan, wilayah, daerah atau negeri yang diperintah oleh seorang raja; kuasa, wewenang, daerah kekuasaan, pemerintahan seorang raja; kebesaran kerajaan, gelar dan kehormatan seorang raja”. (The Analytical Greek Lexicon, 1908, hlm. 67) Markus dan Lukas sering kali menggunakan frasa ”kerajaan Allah”, sedangkan dalam catatan Matius frasa yang paralel, ”kerajaan surga”, muncul sebanyak kira-kira 30 kali.—Bdk. Mrk 10:23 dan Luk 18:24 dengan Mat 19:23, 24; lihat KERAJAAN; LANGIT DAN SURGA (Surga).

Dalam hal struktur dan fungsinya, pemerintahan Allah adalah suatu teokrasi sejati (dari Yn. the·os′, allah, dan kra′tos, pemerintahan), pemerintahan oleh Allah. Istilah ”teokrasi” diakui berasal dari sejarawan Yahudi bernama Yosefus dari abad pertama M, yang tampaknya menciptakan istilah ini dalam karyanya Against Apion (II, 164, 165 [17]). Mengenai pemerintahan yang dibentuk atas Israel di Sinai, Yosefus menulis, ”Beberapa kelompok masyarakat mempercayakan kekuasaan politik tertingginya kepada monarki, kelompok-kelompok lain kepada oligarki, tetapi ada pula yang mempercayakannya kepada rakyat. Akan tetapi, pemberi hukum kita tidak tertarik kepada salah satu pun di antara bentuk-bentuk pemerintahan tersebut, sebaliknya, kepada negaranya ia memberikan suatu bentuk yang—jika boleh menggunakan istilah yang dipaksakan—dapat disebut suatu ’teokrasi [Yn., the·o·kra·ti′an]’, dengan menempatkan semua kedaulatan dan wewenang di tangan Allah.” Tentu saja, agar menjadi suatu teokrasi sejati, pemerintahan itu tidak mungkin ditetapkan oleh legislator manusia mana pun, misalnya oleh Musa, tetapi harus ditetapkan dan dibentuk oleh Allah. Catatan Alkitab memperlihatkan bahwa demikianlah halnya.

Paus : Natal bukan 25 Desember.

Paus : Natal Bukan 25 Desember PDF Print E-mail
Tuesday, 18 December 2012 17:57
Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Kontroversi NATAL memang tidak pernah surut dibahas tiap tahun apalagi menjelang peringatannya 25 Desember. Berbagai tulisan mengupas tentang asal-asul peringatan ini berulang-ulang dimuat kembali untuk membentengi umat Islam agar tidak terseret dalam peringatan ini. Tapi bukannya peringatan ini menjadi surut, tapi tiap tahun peringatan ini justru makin meriah walau coreng dibalik peringatan ‘suci’ kelahiran tuhan ini terkuak.
Buku Paus mengupas kebohongan Natal
Kejadian yang cukup menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi adalah pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,
-          Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
-          Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.

Natal --- Apa fokusnya ??


Natal—Apa
Fokusnya?

BAGI jutaan orang, Natal dan Tahun Baru adalah waktu bersama keluarga dan teman-teman, waktu untuk menguatkan kembali ikatan kasih. Banyak yang menganggapnya sebagai saat untuk mengenang kembali kelahiran Yesus Kristus dan peranannya sebagai Juru Selamat manusia. Di Rusia, berbeda dengan banyak negeri lainnya, orang tidak selalu boleh merayakan Natal. Meski selama berabad-abad para anggota Gereja Ortodoks Rusia bebas merayakan Natal, mereka dilarang melakukannya selama hampir sepanjang abad ke-20. Apa penyebabnya?

Segera setelah revolusi Komunis Bolshevik tahun 1917, pemerintah Soviet dengan gencar memberlakukan kebijakan ateisme di seluruh pelosok negeri. Natal dengan semua embel-embelnya yang berbau agama dilarang. Negara mulai melancarkan kampanye menentang perayaan Natal dan Tahun Baru. Bahkan, lambang-lambang Natal setempat, seperti pohon Natal dan Ded Moroz, atau Kakek Fros, julukan untuk Sinterklas di Rusia, dilarang keras.

Pada tahun 1935, terjadi perubahan total terhadap cara orang Rusia merayakan Natal dan Tahun Baru. Pohon Natal, Kakek Fros, dan perayaan Tahun Baru diizinkan lagi oleh pemerintah Soviet—tetapi dengan makna yang berbeda. Konon, Kakek Fros akan membawa hadiah bukan pada hari Natal, melainkan pada Tahun Baru. Demikian pula, tidak ada lagi pohon Natal. Yang ada hanyalah pohon Tahun Baru! Jadi, fokusnya benar-benar berubah di Uni Soviet. Pada kenyataannya, perayaan Tahun Baru menggantikan Natal.

Hari Santo Nicholas-- dari mana asalnya ?




”Hari
Santo Nicholas”—Dari Mana Asalnya?

JIKA saudara melewati jalan-jalan di Belgia pada awal bulan Desember, saudara akan melihat pemandangan yang sangat menarik: kelompok-kelompok anak-anak pergi dari rumah ke rumah, menyanyikan syair-syair pendek yang disebut ”lagu-lagu Santo Nikolas”. Para penghuni rumah menyambut anak-anak yang manis itu dengan menghadiahi mereka buah-buahan, permen, atau uang.

Perayaan apa ini? ”Hari Santo Nikolas”! Di Amerika Serikat dan negeri-negeri lain, ”Santo Nikolas”, atau ”Santa Claus”, dihubungkan dengan hari Natal. Tetapi di Belgia, ”santo” yang berjenggot itu mempunyai hari perayaannya sendiri. Sebenarnya, ”Santo Nikolas” (sinterklaas, atau Sint Nicolaas [di-Indonesiakan, Sinterklas]), yang hari perayaannya jatuh pada tanggal enam Desember, adalah salah satu ”santo” yang paling terkenal di Belgia dan Belanda. Banyak gereja, kapel, jalan, atau perumahan menggunakan namanya. Ia secara tradisional dikenal sebagai ”teman baik anak-anak” yang siap membagikan hadiah kepada mereka pada hari perayaannya.

Kamis, 05 Desember 2013

Natal dan tahun baru.

Natal dan Tahun Baru—Sesuaikah dengan yang Diharapkan?
”Peter [Agung] memerintahkan agar semua gereja mengadakan kebaktian khusus Tahun Baru pada tanggal 1 Januari. Selain itu, ia menginstruksikan agar orang-orang menggunakan ranting-ranting cemara untuk menghiasi tiang pintu di dalam rumah-rumah, dan menitahkan agar semua penduduk Moskwa ’mempertunjukkan kebahagiaan mereka dengan [saling] meneriakkan ucapan selamat’ pada saat Tahun Baru.”—Peter the Great—His Life and World.

APA yang Saudara harapkan dari Natal dan Tahun Baru? Liburan hari-hari raya ini cukup panjang. Baik orang tua yang bekerja maupun anak-anak yang bersekolah mungkin libur pada saat tersebut, jadi itulah kesempatan ideal untuk menggunakan waktu bersama keluarga. Natal secara turun-temurun dirayakan sebagai hari kelahiran Kristus. Karena menganggap Natal sebagai aspek terpenting dalam masa liburan tersebut, ada yang ingin merayakannya untuk menghormati Kristus. Barangkali, Saudara pun demikian.

Entah untuk menghormati Kristus, untuk bersenang-senang bersama keluarga, atau keduanya, jutaan suami, istri, dan anak di seluruh dunia begitu menanti-nantikan saat tersebut. Bagaimana dengan tahun ini? Apakah tahun ini memang akan menjadi saat istimewa bagi keluarga, dan istimewa bagi Allah? Andaikan ada acara keluarga, apakah itu sesuai dengan yang Saudara harapkan, atau apakah Saudara akan kecewa?

Banyak orang yang menanti-nantikan aspek rohani dari Natal dan Tahun Baru mengamati bahwa semangat Kristus justru hilang pada perayaan itu. Sebaliknya, yang ada hanyalah menerima hadiah, dalih untuk menggelar pesta yang bisa jadi disertai perilaku yang tidak menghormati Kristus, atau alasan untuk mengadakan reuni keluarga. Kerap kali, acara semacam itu dirusak oleh satu atau lebih anggota keluarga yang makan dan minum alkohol secara berlebihan, dan perdebatan yang sering memicu kekerasan dalam keluarga. Saudara mungkin mengamati hal itu, atau bisa jadi bahkan mengalaminya sendiri.

Apa kebenaran tentang Betlehem dan Natal ?

Apa Kebenaran mengenai Betlehem dan Hari Natal?

”PADA waktu kita berpikir mengenai Misteri Betlehem kita tidak dapat menghindari pertanyaan-pertanyaan dan keragu-raguan yang muncul dalam pikiran kita.”—Betlehem, karya Maria Teresa Petrozzi.

’Mengapa ada pertanyaan dan keragu-raguan?’ saudara mungkin bertanya. Padahal, berbagai kepercayaan mengenai Natal, dan tempat-tempat yang bersangkutan dengan kepercayaan-kepercayaan itu, didasarkan atas fakta. Atau, betulkah demikian?

Bilamana Ia Lahir?

Mengenai tanggal kelahiran Yesus, Maria Teresa Petrozzi bertanya, ”Kapan tepatnya sang Penebus lahir? Kita ingin mengetahui bukan hanya tahun tetapi juga bulan, hari, jamnya. Ketepatan matematika tidak disediakan bagi kita.” New Catholic Encyclopedia memperkuat hal ini, ”Tanggal kelahiran Kristus Yesus hanya dapat dihitung secara kira-kira.” Mengenai tanggal yang diberikan untuk kelahiran Kristus ensiklopedi itu berkata, ”Tanggal 25 Desember tidak cocok dengan kelahiran Kristus melainkan dengan perayaan Natalis Solis Invicti, perayaan Roma pada waktu matahari berada pada titik baliknya.”

Jadi saudara mungkin bertanya, ’Jika Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, kapan ia lahir?’ Dari Matius pasal 26 dan 27, kita mengerti bahwa Yesus mati pada hari Paskah Yahudi, yang dimulai pada tanggal 1 April 33 M. Selanjutnya, Lukas 3:21-23 memberi tahu kita bahwa Yesus berusia kira-kira 30 tahun pada waktu memulai pelayanannya. Karena ia melayani selama tiga setengah tahun di bumi, ia berusia kira-kira 33 1/2 tahun pada waktu mati. Enam bulan kemudian Kristus akan berumur genap 34 tahun, yang jatuh kira-kira pada tanggal 1 Oktober. Jika kita menghitung mundur untuk mengetahui hari lahir Yesus, kita sampai, bukan pada 25 Desember atau 6 Januari, melainkan kira-kira 1 Oktober tahun 2 S.M.