Bumi diambang kritis, pertumbuhan populasi manusia dan berapa banyak sumber daya yang telah digunakan setiap orang, dianggap sebagai sumber penyebab titik kritis global.
Sekelompok ilmuwan dari seluruh dunia saat ini
sedang memperingatkan besarnya pertumbuhan penduduk, kerusakan luas ekosistem
alam, dan perubahan
iklim yang dapat mendorong Bumi ke arah perubahan permanen biosfer, titik kritis global akan memiliki
konsekuensi yang merusak persiapan dan mitigasi. Secara biologis akan menjadi
dunia baru pada saat itu.
Penelitian ini dirilis situs resmi Universitas California, Berkeley “Scientists uncover evidence of impending tipping point for Earth“ Juni tahun ini.
Penelitian Titik Kritis
Global
Menurut Anthony Barnosky, profesor biologi integratif dari Universitas California, Berkeley, dan penulis makalah jurnal Nature edisi 7 Juni, data menunjukkan bahwa akan ada penurunan keanekaragaman hayati dan dampak buruk terhadap perikanan, pertanian, hasil hutan dan air bersih, yang bisa terjadi hanya dalam beberapa generasi. Ilmuwan membandingkan dampak biologis perubahan global masa lalu dengan proses yang berlangsung hari ini, dan menilai bukti masa mendatang.
Menurut Anthony Barnosky, profesor biologi integratif dari Universitas California, Berkeley, dan penulis makalah jurnal Nature edisi 7 Juni, data menunjukkan bahwa akan ada penurunan keanekaragaman hayati dan dampak buruk terhadap perikanan, pertanian, hasil hutan dan air bersih, yang bisa terjadi hanya dalam beberapa generasi. Ilmuwan membandingkan dampak biologis perubahan global masa lalu dengan proses yang berlangsung hari ini, dan menilai bukti masa mendatang.
Pergeseran besar dalam biosfer akan bercampur,
beberapa spesies tanaman dan hewan menghilang, campuran baru dari spesies yang
tersisa, dan gangguan utama dalam hal tanaman pertanian yang dapat tumbuh di
mana.
Paper yang dikeluarkan oleh 22 ilmuwan dikenal
secara internasional, menggambarkan kebutuhan mendesak untuk model prediksi yang
lebih baik dan didasarkan pada pemahaman yang rinci tentang bagaimana biosfer
bereaksi di masa lalu dengan cepat merubah kondisi, termasuk iklim dan
pertumbuhan populasi manusia.
Pengembangan terkait terobosan dalam
mengembangkan ramalan biologis secara rinci dan terpercaya yang berlangsung di
UC Berkeley, melibatkan lebih dari 100 ilmuwan Berkeley dari berbagai disiplin
ilmu dan telah menerima dana hibah sebesar $2,5 juta dari Gordon dan Betty Moore
Foundation, dan $1,5 juta dari Yayasan Keck. Salah satu tujuan utama dari
BiGCB (The Berkeley Initiative in Global Change Biology) adalah untuk
memahami bagaimana tanaman dan hewan bereaksi terhadap pergeseran atmosfer,
laut, dan iklim di masa lalu, sehingga para ilmuwan dapat meningkatkan perkiraan
mereka dan membuat kebijakan yang dapat mengambil langkah untuk mengurangi, atau
beradaptasi dengan perubahan yang tidak dapat dihindari.
Salah satu proyek BiGCB diluncurkan bulan lalu,
ilmuwan UC Berkeley mengebor Clear Lake di Utara California (salah satu danau
tertua di dunia dengan endapan lebih dari 120.000 tahun). Hal ini untuk
menentukan bagaimana perubahan terakhir
iklim California berdampak pada perubahan
evolusi tanaman lokal dan populasi hewan.
Para penulis berpendapat, meskipun banyak tanda-tanda peringatan yang muncul, tidak ada yang tahu seberapa dekat Bumi akan mengalami titik kritis global, atau hal ini tidak bisa dihindari. Para ilmuwan mendesak penelitian difokuskan untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan awal transisi global dan percepatan upaya untuk mengatasi penyebabnya.
Dan sumber penyebab titik kritis global adalah pertumbuhan populasi manusia dan berapa banyak sumber daya yang telah digunakan setiap orang.
Elizabeth Hadly dari Stanford University
mengatakan bahwa, kita mungkin sudah memasuki titik-titik kritis di daerah
tertentu, seperti Himalaya di Nepal, di mana kita menyaksikan keluarga yang
berkelahi satu sama lain menggunakan parang untuk mendapatkan kayu. Mereka
menggunakan kayu untuk memasak diwilayah yang kekurangan infrastruktur dasar,
mereka berjuang sendiri.
Para penulis mencatat bahwa studi skala kecil
ekosistem menunjukkan bahwa suatu daerah telah berubah 50-90 persen, seluruh
ekosistem tidak dapat diubah dan menjadi wilayah yang jauh berbeda dari aslinya,
dalam hal interaksi campuran ‘spesies tanaman dan hewan’. Situasi ini biasanya
disertai dengan kepunahan spesies dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Saat ini, jumlah populasi diperkirakan 7 miliar orang, sekitar 43 persen dari permukaan tanah di bumi telah dikonversi untuk digunakan dalam pertanian atau perkotaan. Populasi diperkirakan akan meningkat menjadi 9 miliar pada 2045, saat itu setengah permukaan tanah Bumi akan terganggu pada tahun 2025, dekat dengan titik kritis global.
Transisi glasial/interglasial terakhir terjadi
11.700 tahun yang lalu, dan memungkinkan terjadi lagi. Keanekaragaman hewan
masih belum pulih dari kepunahan selama waktu itu.
Makalah ini muncul dari sebuah konferensi yang diselenggarakan di UC Berkeley tahun 2010 untuk membahas gagasan titik kritis global, dan bagaimana mengenali dan menghindarinya. Setelah pertemuan itu, 22 peserta meringkas bukti yang tersedia dari masa pergeseran global, keadaan saat ini dianggap sebagai ancaman terhadap lingkungan global, dan apa yang terjadi setelah titik kritis global terakhir.
Kebutuhan mendesak dalam kerjasama global untuk
mengurangi pertumbuhan penduduk dunia dan penggunaan sumber daya,
menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber daya berkelanjutan, mengembangkan
produksi pangan yang lebih efisien dan distribusi tanpa mengambil alih lebih
banyak lahan, dan lebih baik mengelola tanah dan laut daerah yang belum
didominasi oleh manusia sebagai reservoir (lingkungan) keanekaragaman hayati dan
ekosistem.
Manusia sekarang berada di persimpangan, di
mana kita harus membuat pilihan aktif. Pilihan pertama adalah dengan mengakui
berbagai masalah dan konsekuensi potensial dan mencoba untuk memandu masa depan
(dengan cara yang kita mau). Pilihan kedua, umat manusia akan bertahan hidup,
tetapi kita akan melihat beberapa efek serius akan menurunkan kualitas hidup
bagi anak cucu kita, hidup didalam titik kritis global.
Inti Artikel :
SEJARAH PERTANIAN DUNIA HINGGA MUNCULNYA KRISIS
PERTANIAN GLOBAL, biosfer berubah akibat kerusakan ekosistem,
pengaruh pemanasan global terhadap lingkungan dan makhluk hidup,
pengaruh populasi jumlah penduduk terhadap ekosistem, pengertian
kerusakan global di seluruh dunia, penyebab ekosistem berubah,
pertambahan populasi penduduk terhadap perubahan iklim, populasi
makhluk hidup bumi sekarang, sejarah munculnya krisis pertanian global,
sejarah pertanian di dunia munculnya krisis pertanian global,
sejarah pertanian di dunia sampai muncul krisis pertanian global,
sejarah pertanian dunia, sejarah pertanian dunia hingga munculnya
krisis global, sejarah pertanian dunia yang menimbulkan krisis global,
sejarah timbulnya energi alternatif, tanda-tanda dunia mendekati
akhir, pembahasan tentang zaman es yang akan terjadi, Pemanfaatan
energi alternatif dalam zaman global warming, mesin waktu melibatkan
5juta lebih ilmuan, dampak pemanasan global terhadap
biosfer.
Sumber: Cut Pen - Sains, Sejarah, Misteri
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar