INJIL YUDAS:
BENARKAH “THE LOST GOSPEL” ?
Oleh: Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham
A. PENEMUAN KITAB INJIL YUDAS
Beberapa waktu yang lalu muncul berita menghebohkan tentang penemuan Injil yang katanya ditulis oleh Yudas Iskariot. Tulisan itu mengagungkan Yudas sebagai sahabat yang paling karib dari Yesus, bukan sebagai pengkhianat seperti yang diberitakan oleh Injil Kanonik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Barth Ehrman, dalam bukunya “Misquoting Jesus”, menyatakan bahwa Injil ini merupakan penemuan historis terbesar di abad 20. Mengomentari penemuan tersebut, para penentang Injil ada yang langsung mengatakan bahwa Injil yang ditemukan ini adalah Injil yang asli, Injil yang sebenarnya harus dipercayai oleh orang Kristen. Namun benarkah hal itu? Apakah Injil Yudas adalah Injil asli yang lama hilang, yang kini telah ditemukan kembali? Sebetulnya kitab “Injil Yudas” (IY) ditemukan secara tidak sengaja oleh petani sederhana di Al-Minya, Mesir sekitar tahun 1970-an, setelah 1700 tahun berada di padang pasir, dalam bentuk manuskrip papirus yang dijilid dengan kulit. Papirus itu sudah terpecah-pecah dan beberapa bagiannya hilang dan rusak parah dimakan waktu. Kodeks (kumpulan tulisan yang dijilid) ini kemudian disebut sebagai kodeks Tchacos karena dimiliki oleh seorang pedagang antik yang tinggal di Swiss bernama Frieda Tchacos Nussberger, sebelum diserahkan ke museum Koptik di Kairo, Mesir. Kodeks Tchacos ini terdiri dari empat tulisan berbahasa Koptik, yaitu:
1. Surat Petrus kepada Filipus, yang juga ditemukan di Nag Hamadi (kodeks VIII).
2. Naskah Yakobus, versi lain dari Wahyu Pertama Yakobus dari kodeks V Nag Hamadi.
3. Injil Yudas.
4. Kitab Allogenes (si orang asing), julukan untuk Set, anak Adam dan Hawa.