Kamis, 27 Februari 2014

Oknum Sebenarnya di Balik Perang dan Penderitaan

TOPIK UTAMA | PERANG YANG MENGUBAH DUNIA


Pada 11 November 1918, Perang Dunia I berakhir. Bisnis diliburkan, dan orang-orang menari di jalan-jalan. Tetapi, tarian mereka tidak berlangsung lama. Ancaman lain, yang lebih mematikan daripada senapan mesin, selalu saja membuntuti perang dunia.
Wabah memautkan yang dikenal sebagai flu Spanyol menyerang medan perang Prancis pada Juni 1918. Virus ini sangat mematikan. Misalnya, hanya dalam beberapa bulan, virus ini telah menewaskan lebih banyak tentara Amerika di Prancis daripada yang tewas oleh senjata musuh. Dan, flu ini cepat menyebar ke seluruh dunia seiring para serdadu pulang ke negara asal mereka saat perang berakhir.
Tahun-tahun sesudah perang, juga diwarnai oleh kekurangan makanan dan kesengsaraan ekonomi. Banyak negara di Eropa dilanda kelaparan saat perang berakhir pada 1918. Pada 1923, mata uang Jerman sama sekali tidak ada nilainya. Enam tahun kemudian, perekonomian dunia runtuh. Dan akhirnya, pada 1939, perang dunia kedua meletus. Bisa dikatakan ini adalah kelanjutan dari konflik global yang pertama itu. Ada apa di balik rentetan malapetaka ini?

Perang yang Mengubah Dunia

TOPIK UTAMA


Seabad yang lalu, jutaan anak muda meninggalkan rasa aman yang mereka dapatkan di rumah dan menuju medan perang. Dengan semangat cinta tanah air, mereka pergi. ”Saya senang dan sudah tidak sabar lagi menyambut hari-hari yang indah,” tulis seorang sukarelawan Amerika di tahun 1914.
Namun, semangat mereka segera menjadi kegetiran. Tak ada yang menyangka kalau pasukan yang sangat besar itu akan terjebak dalam perang yang berlarut-larut di kubangan lumpur Belgia dan Prancis. Kala itu, orang-orang menyebutnya ”Perang Besar”. Sekarang, kita mengenalnya sebagai perang dunia pertama.
Jumlah korban perang dunia pertama itu sangatlah besar. Menurut perkiraan, sekitar 10 juta orang tewas dan 20 juta orang terluka parah. Perang ini juga disebabkan oleh kesalahan besar. Negarawan Eropa tidak sanggup menghentikan ketegangan internasional yang memuncak menjadi konflik sedunia. Mungkin yang lebih penting lagi, ”Perang Besar” itu meninggalkan bekas luka yang besar. Perang itu telah mengubah dunia kita.

Rabu, 26 Februari 2014

Pasifisme


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Bagian dari rangkaian tentang
Topik Anti perang
Menentang...
Perang Irak
Perang melawan Terorisme
Perang Afganistan
Perang Vietnam
Perang 1812
Perang Saudara Amerika
Perang Boer Kedua
________________________________________
Agen-agen oposisi
Organisasi anti perang
Penentang karena nurani
Penghindar wajib militer
Gerakan perdamaian
Gereja-gereja damai
________________________________________
Ideologi terkait
Anti militerisme
Anti imperialisme
Appeasement
Pasifisme
________________________________________
Media
Buku
Film
Lagu protes
Politics Portal
Kotak ini:
lihat•
bicara•
sunting
Pasifisme adalah perlawanan terhadap perang atau kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian. Pasifisme mencakup pandangan yang berspektrum luas yang merentang dari keyakinan bahwa pertikaian internasional dapat dan harus diselesaikan secara damai, hingga perlawanan mutlak terhadap penggunaan kekerasan, atau bahkan paksaan, dalam keadaan apapun.

Selasa, 25 Februari 2014

APOKRIFA



Makna asli kata Yunani a·po′kry·fos digunakan dalam tiga ayat Alkitab untuk memaksudkan hal-hal yang ”terselubung dengan cermat” atau ”tersembunyi dengan cermat”. (Mrk 4:22; Luk 8:17; Kol 2:3) Jika diterapkan untuk karya-karya tulis, kata itu pada mulanya memaksudkan karya tulis yang tidak dibacakan di depan umum, dengan demikian ”terselubung” dari orang lain. Namun, belakangan kata itu mengandung arti tidak asli atau tidak kanonis, dan dewasa ini paling umum digunakan untuk memaksudkan tulisan-tulisan tambahan yang oleh Gereja Katolik Roma pada Konsili Trente (1546) dinyatakan sebagai bagian kanon Alkitab. Para penulis Katolik menyebut buku-buku ini deuterokanonika, artinya ”bagian dari kanon kedua (atau terkemudian)”, untuk membedakannya dari buku-buku protokanonika.
Tulisan-tulisan tambahan ini ialah Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, 1 dan 2 Makabe, tambahan-tambahan pada kitab Ester, dan tiga tambahan pada kitab Daniel: Nyanyian Ketiga Anak Kudus, Susana dan para Tua-Tua, dan Kebinasaan Bel dan Naga. Kapan tepatnya buku-buku ini ditulis tidak dapat dipastikan, tetapi menurut bukti yang ada, tidak lebih awal daripada abad kedua atau ketiga SM.