Peneliti:
Ternyata Ganja Bisa Turunkan Risiko Diabetes
Ganja yang selama ini dibilang berbahaya ternyata banyak manfaat dan kegunaannya semakin terkuak. Setelah dipastikan bisa menyembuhkan kanker, penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang secara rutin merokok ganja memiliki risiko terkena diabetes lebih rendah. Wow!
Diabetes salah satu penyakit yang sejak dulu hingga kini belum ada obatnya, ternyata mengharapkan kabar baik dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan tentang tumbuhan yang selama ini disinyalir tak ada manfaatnya ini.
Pengguna ganja biasanya memiliki tingkat insulin yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan kontrol gula darah yang lebih baik.
Jika kaitan antara ganja dan pencegahan diabetes diperjelas, maka kemungkinan peneliti akan mengembangkan perawatan diabetes menggunakan zat dalam ganja, yaitu THC (tetra-hydro-cannabinol).
Penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Medicine ini menemukan bahwa orang yang merokok ganja dengan rutin memiliki tingkat insulin 16 persen lebih rendah dibanding dengan orang yang tak pernah merokok ganja.
Mereka yang menggunakan ganja juga diketahui memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil, sementara lingkar pinggang yang besar bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.
Saat ini ganja secara umum digunakan pada pasien yang terkena kanker atau mengalami rasa sakit yang parah. (baca: Fakta Ganja: Obat Kanker Untuk Masa Depan). Kemudian, akhirnya penggunaan ganja sebagai obat diperbolehkan di 18 negara bagian Amerika, seperti dilansir oleh Daily Mail (15/05/13).
Penelitian Insulin dan Glukosa
Penelitian ini mengamati 4.657 pasien. Sekitar 579 orang menggunakan ganja, 1.975 menggunakan ganja di masa lalu tetapi sudah berhenti, dan 2.013 orang tidak pernah menggunakan ganja.
Insulin dan glukosa kemudian diukur melalui sampel darah setelah partisipan puasa selama sembilan jam.
Dari hasil penelitiannya tersebut, pengguna ganja memiliki tingkat insulin 16 persen lebih rendah dibandingkan orang yang tak pernah menggunakan ganja sama sekali.
Murray Mittleman dari Cardiovascular Epidemology Research Unit di Beth Israel Deaconess Medical Center juga menjelaskan bahwa pada penelitian sebelumnya para peneliti menemukan tingkat obesitas dan diabetes yang lebih rendah pada pengguna ganja.
Meski zat dalam tanaman ganja diketahui bisa mengontrol insulin dan mencegah diabetes, akankah Indonesia memperbolehkan penggunaan ganja untuk pengobatan?
Tentu bisa saja, asalkan semua masyarakat, pihak yang berwajib dan orang-orang yang berada di dalam lembaga-lembaga yang berkaitan tidak asal menuduh tanaman alami yang tak berdosa tersebut yang juga dibuat olehNya.
Selama ini yang telah melekat erat di pikiran manusia yang telah terkena brainwashed dari media-media dunia selama puluhan tahun, ganja hanyalah sebatas dilinting dan dihisap.
Seharusnya masyarakat dunia lebih smart, dengan terlebih dahulu membaca sejarah tentang ganja, sejak dulunya sudah diperbolehkan sebagai tanaman industri dalam banyak hal, juga manfaat dibidang farmasi dan obat-obatan, hingga akhirnya (kenapa) dilarang.
Setelah diketahui sejarah pada saat pohon ganja masih dilegalitaskan di masa lalu hingga akhirnya menjadi illegal, barulah diadakan langkah-langkah dibidang keilmuwan dan alamiah selanjutnya.
Langkah-langkah selanjutnya itu misalnya dengan mengadakan penelitian-penelitan ilmiah yang lebih dalam, lebih detail dan seksama terhadap tumbuhan Cannabis ini.
Penelitian dan penyelidikan itu sangat penting dilakukan untuk dapat dibuktikan bahwa tanaman ganja sebenarnya banyak manfaat positifnya mirip seperti pohon kelapa, mulai dari pucuk daunnya, rantingnya, batangnya, bunganya, bijinya, hingga ke akarnya. (merdeka/ indocropcircles)
VIDEO:
CANNABIS CURES CANCER (The Rick Simpson Story)
Artikel Terkait Lainnya:
*****
((( IndoCropCircles.wordpress.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar