Selasa, 26 Februari 2013

Kloning Manusia Purba `Neanderthal

Minggu, 27 Januari 2013 WIB

`

Metrotvnew


s.com, London:
 Seorang profesor genetika, George Church, dari Harvard Medical School tengah berupaya menghadirkan manusia purba Neanderthal ke dunia. Neanderthal merupakan anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zamanPleistosen.

Church yakin, dia bisa merekonstruksi DNA Neanderthal dan menghidupkan kembali spesies manusia purba tersebut. Perempuan yang mempunyai jiwa petualang tinggi, suatu hari nanti bisa menjadi ibu pengganti (surrogate mother) untuk bayi kloning Neanderthal. 

Ia juga mengatakan, penggunaan sel induk untuk membuat Neanderthal bisa memiliki manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Manfaat yang dimaksud Profesor George Church dengan  kloning Neanderthal adalah peningkatan keragaman genetik. 

“Satu hal yang buruk bagi masyarakat adalah keragaman yang rendah. Jika Anda menjadi monokultur, Anda memiliki risiko kepunahan yang besar. Oleh karena itu penciptaan ulang dari Neanderthal akan menjadi upaya utama menghindari risiko sosial tersebut,” jelas Profesor George Church. 

Dalam bukunya yang berjudul Regenesis: How Synthetic Biology Will Reinvent Nature and Ourselves, Church menulis `jika masyarakat menjadi nyaman dengan kloning dan melihat nilai dalam keragaman manusia yang sejati, maka seluruh makhluk Neanderthal bisa dikloning oleh simpanse sebagai ibu pengganti atau oleh perempuan yang berjiwa petualang tinggi.`

“Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengurutkan genom Neanderthal, dan itu sebenarnya telah dilakukan,” ujar Profesor George Church. 

Langkah berikutnya, lanjut Profesor Church, yaitu memotong genom menjadi 10 ribu potongan. Kemudian kumpulkan semua potongan tersebut dalam sel induk manusia, yang memungkinkan untuk membuat tiruan Neanderthal.

Para ilmuwan telah menyelesaikan urutan pertama dari genom Neanderthal pada 2010. Mereka menemukan bukti genetik, yang menunjukkan nenek moyang manusia modern berhasil melakukan perkawinan silang dengan Neanderthal. Penelitian terbaru menunjukkan, DNA Neanderthal merupakan penyusun satu sampai empat persen dari genom manusia Eurasia modern.

Namun, tidak semua setuju dengan minat Church dalam kloning Neanderthal. Hal tersebut berkaitan dengan isu-isu etis yang terlibat di dalamnya.

“Saya menganggap tidak adil untuk menempatkan orang-orang ke dalam situasi yang membuat mereka merasa dihina dan takut,” ujar ahli etika biologi dari Colorado State University, Bernard E Rollin di Fort Collins.

Beberapa penentang Chruch juga menghawatirkan adanya kemungkinan bayi Neanderthal akan kekurangan kekebalan terhadap penyakit menular kontemporer. Karenanya, tidak akan mungkin bertahan hidup lama. 

Neanderthal merupakan kerabat genetik terdekat manusia, yang diketahui punah sekitar 30 ribu tahun lalu. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Neanderthal dan manusia yang punah lainnya, seperti Denisovan, mungkin telah dikaruniai dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

“Mamalia lain telah dikloning, tapi dengan sejumlah masalah. Hasil kloning sering mengalami sejumlah masalah kesehatan. Misalnya domba kloning pertama, Dolly, adalah salah satu dari 29 embrio kloning. Dia satu-satunya yang bertahan hidup” ujar Alex Knapp.

Menurut Knapp, setiap ibu pengganti yang dipilih untuk melahirkan klon Neanderthal mungkin akan menderita. Puluhan wanita akan mengalami trauma keguguran dan bayi yang meninggal dalam kandungan akibat berbagai uji coba dalam kloning.

Profesor Church saat ini telah menjauhkan diri dari hiruk-pikuk media tentang komentar Neanderthalnya. 

“Kisah nyata di sini adalah bagaimana cerita-cerita ini telah menyebar dan berubah dengan cara yang berbeda. Saya yakin kita pada akhirnya akan menyelesaikan masalah tersebut,” kata Church. (LiveScience/Wtr4)

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar