Sabtu, 09 Maret 2013

Bagaimana asal-usul ajaran Tritunggal di gereja-gereja ?

Q: Bagaimana asal-usul ajaran Tritunggal di gereja-gereja ?
A: Pertama-tama harus Anda ketahui bahwa kata Tritunggal itu sendiri tak pernah ada di dalam Alkitab. tetapi istilah itu mulai timbul sejak Raja Constantine mengundang pemimpin-pemimpin gereja berkumpul dalam sebuah Konsili (pertemuan) gereja di Nicea pada tahun 325. Masa itu muncul dua tokoh gereja yaitu Uskup Alexander dari Alexandria (Mesir) dan Penatua Arius dari gereja yang sama di Alexandria.
Uskup Alexander bilang bahwa Kristus adalah “unsur” yang sama (homoousios ) dengan Allah Bapa, jadi Yesus itu juga adalah Allah Bapa.
Tetapi Arius bilang pandangan itu bodoh sekali dan sesat. Baginya Allah Bapa itu satu-satunya Allah, sedang Kristus dipandang sebagai makhluk paling sempurna di dunia material, yang integritas moralnya membuat Dia bisa "diadopsi" oleh Allah sebagai anak, tapi yang bagaimanapun tetap menjadi Allah sekunder, atau Logos yang secara dasar berbeda dengan Bapa, yang kekal dan tidak pernah diciptakan itu dan Ia tunduk kepada-Nya. Dikatakan bahwa Kristus itu homoiousios (“unsur”-Nya mirip ) dengan Bapa, tapi tetap lebih rendah dari Bapa.

Pandangan kedua tokoh ini meluas di kalangan gereja-gereja Kristen hingga raja Constantine mengadakan Konsili itu untuk menyatukan kembali pandangan seluruh gereja. Dalam Konsili itu Pembela ajaran uskup Alexandra adalah diakon Athanasius. Pandangan Athanasius diterima sebagai ajaran yang sah dan Arius dan pengikut-pengikutnya (kaum Arianus) dinyatakan sebagai bidat dan ditolak dari gereja. Kemudian Kristen diakui sebagai agama yang sah di kerajaan Romawi, maka doktrin Tritunggal Athanasius ikut disahkan sebagai ajaran gereja yang sah. Tahun 238 - 381 kemudian terjadi pemecatan dan pemulihan silih berganti antara Atahanasius dan Arius sebagai pemegang pimpinan gereja, tergantung perubahan dalam hatinya raja-raja yang memerintah Romawi itu.
Belakangan Setelah raja Constantine meninggal tahun 337, anaknya Constans memerintah di kerajaan Roma Barat memihak aliran orthodoks (Athanasius) sedang anaknya yang lain Constantius II menjadi raja di bagian Timur dan memihak aliran Arianus. Aliran ini dianut menggantikan keputusan Konsili Nicaea pertama sampai Constantius II mati pada tahun 361. Sebuah Konsili di Antiochia menetapkan ajaran Arius, lalu tahun 380 Kaisar Theodosius Yang Agung menyatakan Kristen sebagai agama negara. Pada tahun 381 diadakan sidang pertama Constantinopel dan di situ Kaisar Theodosius Yang Agung menetapkan ajaran Tritunggal menurut sidang Nicaea dipulihkan dan ditetapkan kembali, dengan sedikit tambahan tentang Roh Kudus dan beberapa hal lain. Kredo Nicaea diterima lagi dan Arianisme ditolak kembali. Karena pengakuan sebagai agama negara ini maka semua gereja di bawah kerajaan Roma harus tunduk dan menerimanya sebagai ajaran yang sah, dan itu berpengaruh terus sampai zaman ini.
Walau demikian ajaran Arianisme ini terus berkembang di berbagai gereja walau dikatakan sesat.
Jadi Credo Tritunggal yang dipegang di gereja-gereja sekarang ini adalah atas dasar keputusan raja-raja, terutama raja Constantine yang pada waktu itu sebenarnya belum resmi menjadi Kristen karena ia baru dibaptiskan di ranjang kematiannya, lalu diteguhkan lagi oleh kaisar Theodosius Yang Agung.
Dari pembahasan di atas jelas kedua macam ajaran Tritunggal ini sebenarnya keluar dari interpretasi pemikir-pemikir theologia dan dua pandangan yang bertentangan satu dengan yang lain sampai yang membuat keputusan mana yang dianggap sah adalah raja-raja duniawi. Bapak-bapak gereja itu bertengkar terus-menerus tanpa mau sama-sama menyangkal diri lalu berlutut, berdoa puasa untuk mencari jawaban langsung dari Tuhan atau Roh Kudus atau Allah Bapa. Jelas bukan Allah Bapa atau Tuhan Yesus atau Roh Kudus yang mengatakannya tetapi dari hasil pikiran manusia kedagingan.
Ajaran tentang “Tritunggal” dari Revival Total Ministry tidaklah sama dengan ajaran kedua aliran itu karena dasar Alkitab dan pengenalan pribadi dengan Allah, yang berbeda dengan kedua tokoh itu.

sumber
 

Category

Tidak ada komentar:

Posting Komentar