Kamis, 07 Maret 2013

OTAK MANUSIA, NEUROTRANSMITER , DAN STRESS

BY: dr. Liza (140.366.660)
 Dinkes Kab. Cirebon
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon),
menerima 20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan
sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak
memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan terhadap perubahan oksigen
dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja sudah dapat menghilangkan
kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit, merusak permanen otak.
Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak jaringan otak
(Prince,Wilson, 2006:1024)
Ketika lahir seorang bayi telah mempunyai 100 miliar sel otak yang aktif dan 900
miliar sel otak pendukung, setiap neuron mempunyai cabang hinggá 10.000 cabang
dendrit yang dapat membangun sejumlah satu kuadrilion koneksi.
komunikasi.perkembangan otak pada minggu-minggu pertama lahir diproduksi 250.000
neuroblast (sel saraf yang Belum matang), kecerdasan mulai berkembang dengan
terjadinya koneksi antar sel otak, tempat sel saraf bertemu disebut synapse, makin
banyak percabangan yang muncul, makin berkembanglah kecerdasan anak tersebut, dan
kecerdasan ini harus dilatih dan di stimulasi, tampa stimulasi yang baik, potensi ini akan
tersia-siakan.


Otak manusia, adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya proses
berfikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian, secara garis besar, otak terbagi
dalam 3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan batangotak, yang berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi untuk berfikir, berhitung,
memori, bahasa, maka sistek limbik berfugsi dalam mengatur emosi dan memori
emosional, dan batang otak mengarur fungsi vegetasi tubuh antara lain denyut jantung,
aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, Ketiganya bekerja bersama saling
mendukung dalam waktu yang bersamaan, tapi juga dapat bekerja secara terpisah.
Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh,
homeostasis seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan cairan,
keseimbangan hormonal, mengatur emosi, ingatan, aktivitas motorik dan lain-lain. Otak
terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan
melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik
yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai
sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang
yang ada antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin, epinefrin, norepinefrin. Fungsi
masing masing neurotransmiter dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 2.2
Neurotransmitter Pada Sistem Saraf Pusat (Sumber: Mary C Towsend, 1996)
Neurotransmiter Lokasi/Fungsi Implikasinya pada
penyakit Jiwa
Kolinergik:
Asetil kolin
Sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis,
terminal saraf presinapsis parasimpatik, terminal
postsinapsis
Sistem saraf pusat : korteks serebral
hipokampus, struktur limbik, basal ganglia
Meningkatkan
derajat depresi
Menurunkan
derajat penyakitMonoamin
Norepinefri
n
Dopamin
 Serotonin
 Histamin
Asam amino
GABA (gamma
Amino butyric
acid
Fungsi : tidur, bangun persepsi nyeri ,
pergerakan memori
Sistem syaraf otonom terminal saraf post
sinapsis simpatis
Sistem saraf pusat: talamus, sistem limbik,
hipokampus, serebelum, korteks serebri
Fungsi pernafasan, pikiran, persepsi, daya
penggerak, fungsi kardiovaskuler, tidur dan
bangun
Frontal korteks, sistem limbik, basal ganglia,
talamus, hipofisis posterior, medula spinalis
Fungsi: pergerakan dan koordinasi, emosional,
penilaian, pelepasan prolaktin
Hipotalamus, talamus, sistem limbik, korteks
serebral, serebelum, medula spinalis
Fungsi : tidur, bangun, libido, nafsu makan,
perasaan, agresi persepsi nyeri, koordinasi dan
penilaian
Hipotalamus
Hipotalamus, hipocampus, korteks, serebelum,
basal ganglia, medula spinalis, retina
alzeimer, korea
hutington, penyakit
parkinson.
Menurunkan
derajat depresi
Meningkatkan
derajat mania,
keadaan
kecemasan,
skizofrenia.
Menurunkan
derajat penyakit
parkinson dan
depresi
Meningkatkan
derajat mania dan
skizofrenia
Menurunkan
derajat depresi
Meningkatkan
derajat kecemasan
Menurunkan
derajat depresi
Menurunkan
derajat korea
huntington,Glisin
Glutamat dan
aspartat
Neuropeptida
Endorfin dan
enkefalin
 Substansi P
Somatostatin
Fungsi kemunduran aktivitas tubuh
Medula spinalis, batang otak
Fungsi: menghambat motor neuron berulang
 Sel-sel piramid/kerucut dari korteks, serebelum
dan sistem sensori aferen primer, hipocampus,
talamus, hipotalamus, medula spinalis
Fungsi: menilai informasi sensori, mengatur
berbagai motor dan reflek spinal
Hipotalamus , talamus, struktur limbik dan
batang otak, enkedalin juga ditemukan pada
traktus gastrointestinal
Fungsi modulasi (mengatur) nyeri dan
mengurangi peristaltik (enkefalin)
Hipotalamus struktur limbik otak tengah, batang
otak, talamus, basal ganglia, dan medula
spinalis, juga ditemukan pada traktus
gastrointestinal dan kelenjar saliva
Fungsi: pengaturan nyeri
Korteks serebral, hipokampus, talamus, basal
ganglia, batang otak, medula spinalis
Fungsi: menghambat pelepasan norepinefrin,
merangsang pelepasan serotonin, dopamin dan
asetil kolin
gangguan ansietas,
skizofrenia, dan
berbagai jenis
epilepsi
Derajat
toksik/keracunan
“glycine
encephalopaty”
Menurunkan
tingkat derajat yang
berhubungan
dengan gerakan
motor spastik
Modulasi aktivitas
dopamin oleh opiod
peptida dapat
menumpukkan
berbagai ikatan
terhadap gejala
skizofrenia
Menurunkan
derajat korea
hutington
Menurunkan
derajat penyakit
alzeimer
Meningkatkan
derajat koreahutington
(dikutip oleh Sulistiwati dkk, 2005:58-60)
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuronneuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio
striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton,1997: 714).
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa
area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara
serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur
garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)
Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan
berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis
medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan penghambat
jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem syaraf yang lebih
tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga
menyebabkan tidur (Guyton 1997: 714).
Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan vasokontriksi kuat dan
perangsang kontraksi otak polos. Produksi serotonin sangat meningkat pada karsinoid
ganas penyakit yang ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang tersebar luas
didalam jaringan argentafin rongga abdomen (Martin,David .1987:364)
Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and
flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon terhadap
ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam organ-organvital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi
sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan
serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward
dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah
besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang
diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan berikut:
(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada lobus
prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal; (2) perangsangan yang
berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi dopamin dipusat-pusat perilaku
otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau; (3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian
penting pada pusat-pusat sistem pengatur tingkah laku limbik di sekeliling hipokampus
otak (Guyton,1997:954)
Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung
karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika diobati dengan
obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat
bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu bersaman obat ini menekan
berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan lainnya. Telah diduga
bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompokneuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari
mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus,
amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusatpusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu
alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan
produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif
mengobati skizofrenia seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya
menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan
efek dopamin pada neuron yang selanjutnya (Guyton,1997:954 )
Kerusakan sedikit saja pada otak akan membawa dampak yang luar biasa pada
seseorang, seperti operasi otak, akibat stroke, pasien yang pernah mengalami stroke,
setelah sembuh banyak yang mengalami perubahan kepribadian.
Otak yang pernah mengalami perdarahan, trauma, misalnya seperti akibat stroke
ataupun operasi contohnya pada otak depan atau frontal bagian ventromedial akan timbul
gejala si pasien akan kehilangan moral, tatakrama, tidak bisa memdudukan diri pada
posisi semestinya. Seorang laki-laki bernama Gage usia 25 tahun bekerja di Burlington
New England mengalami kecelakaaan kerja, ketika sebuah besi baja menembus
kepalanya dan merusak frefrontal otak, ia lolos dari maut setelah operasi tapi setelah
sembuh malah menjadi orang baru, dari yang ramah, tidak mudah marah, disiplin
menjadi orang yang kasar, mudah tersinggung, tidak disiplin, Gage berubah menjadi
orang yang asing, yang kehilangan aspek moralitas.
Kalau menyimak apa yang Allah firmankan dalam Al-Quran, QS 96:15-16.
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Ubun ubun disini
adalah bagian frontal otak, dimana menjadi pusat perilaku manusia, aspek moralistas
manusia, seperti cerita diatas ketika terjadi kerusakan pada frontal Gage, ia mengalami
kelainan afek, perilaku, menjadi kasar, dan kehilangan aspek moralitas.
Bagian limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan
hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi, menunjukan
seorang penderita epilepsi yang mendapat terapi operasi otak dengan diangkatnya
amigdala dan hypocampus memperlihatkan gejala hiperseks dan rakus setelah operasi.
Istilah Limbik berarti perbatasan aslinya limbik digunakan untuk menjelaskan
struktur tepi sekeliling regio basal serebrum, dan pada perkembangan selanjutnya
diperluas artinya keseluruh lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan
dorongan motivasional.
Bagian utama sistem limbik adalah hipotalamus dengan struktur berkaitan, selain
mengatur prilaku emosional juga mengatur kondisi internal tubuh seperti suhu tubuh,
osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat
badan Fungsi internal ini secara bersama-sama disebut fungsi vegetatif otak yang
berkaitan erat pengaturannya dengan perilaku.
Bagaimana kerja Hipotalamus dan sistem limbik, dalam Guyton diterangkan
Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik (Guyton, 1997:937)
1. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya mengakibatkan timbulnya rasa
haus dan nafsu makan tapi juga besarnya aktivitas emosi binatang seperti
timbulnya rasa marah yang hebat dan keinginan berkelahi.2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila dirangsang
menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan dan binatang menjadi
tenang.
3. Perangsangan pada zone tipis dari nuklei paraventrikuler yang terletak sangat
berdekatan dengan ventrikel ketiga (atau bila disertai dengan perangsangan pada
area kelabu dibagian tengah mesensefalon yang merupakan kelanjutan dari bagian
hipotalamus biasanya berhubungan dengan rasa takut dan reaksi terhukum.
4. Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada beberapa area
hipotalamus. Khususnya pada sebagian besar bagian anterior dan posterion
hipotalamus.
Hipotalamus, daerah pengatur utama untuk sistem limbik, berhubungan dengan
semua tingkat limbik. Hipotalamus mewakili kurang dari 1 persen masa otak, namun
merupakan bagian penting dari jaras pengatur keluaran sistem limbik. Sebagai contoh
perangsangan Kardiovaskular hipotalamus. Perangsangan efek neurogenik pada sistem
kardiovaskular meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan tekanan arteri, peningkatan
atau penurunan frekuensi denyut jantung. Pada umumnya, perangsangan bagian posterior
dan lateral hipotalamus meningkatkan tekanan arteri dan frekuensi denyut jantung,
sedangkan perangsangan area preoptik sering menimbulkan efek yang berlawanan.
Pengaturan gastrointestinal, dimana perangsangan pada hipotalamik lateral berhubungan
dengan pusat lapar, bila daerah ini rusak maka pada percobaan binatang, akan terjadi
kehilangan nafsu makan menyebabkan kematian karena kelaparan (lethal starvation).
Pusat kenyang terdapat di nukneus ventromedial, bila daerah ini dirangsang dengan listrik
pada binatang percobaan akan menghentikan makannya dan benar-benar mengabaikanmakanannya. Bila area ventromedial ini rusak secara bilateral maka, maka binatang
tersebut jadi rakus, dan terjadi kegemukan yang hebat.(Guyton, 1997:933)
Menurut seorang ahli bedah otak dari Amerika bernama Vilyanur Ramachandran
bahwa ada “God Spot “ di lobus temporalis. Orang yang mengaku ateis secara lisan, hati
kecilnya pasti akan mengakui bahwa ada Tuhan yang mungkin tidak dikenalnya tapi dia
rasakan, karena memang adanya Got spot di bagian temporal manusia menunjukan
bahwa Tuhan sebenarnya telah memperkenalkan dirinya pada manusia, tapi kadang
manusia lalai dan tidak mau mengakui keberadaannya.
a. Bagian-bagian otak secara anatomis
1. Telensefalon (endbrain)
Hemisferum serebri
Korteks serebri
Rhinensefalon (sistem limbik)
Basal Ganglia
Nukleus Kaudatus
Nukleus lentikularis
Klaustrum
Amigdala
2. Diensefalon (interbrain)
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus
3. Mesensefalon (midbrain)
Korpora quadrigemina
Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Tegmentum
Nukleus ruber
Substantia nigra
Pedunkulus serebri
4. Metensefalon (afterbrain)
Pons
Serebelum5. Mienlesefalon (marrow brain)
Medula Oblongata
(Prince,Wilson, 2006:1007)
Gambar 2.1 Otak dan bagian-bagiannya (www.medem.com)
a. Fungsi Bagian-Bagian Otak Cerebral
Fungsi bagian otak dapat dilihat secara singkat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.3
Fungsi Otak
Lobus Serebral Fungsi Gangguan
Frontal Penilaian
Kepribadian bawaan
Keahlian Mental Kompleks
Abstraksi , membuat
konsep , memperkirakan
Gangguan Penilaian
Gangguan Penampilan diri
dan kebersihan diri
Gangguan Afek
Gangguan proses fikir
Gangguan fungsi motorikTemporal
Parietal
Dominan
 Non Dominan
Oksipital
masa depan
Memori pendengaran
Memori kejadian yang baru
terjadi
Daerah auditorius primer
yang mempengaruhi
kesadaran
Bicara
Berhitung (matematika)
Topograhi kedua sisi tubuh
Kesadaran sensorik
Sintesis ingatan yang
kompleks
Memori visual penglihatan
Gangguan memori
kejadian yang baru terjadi
Kejang Psikomotor
Tuli
Afasia
Agrafia
Akalkulia
Agnosia
Gangguan sensorik
(bilateral)
Disorientasi
Distorsi Konsep Ruang
Hilang kesadaran sisi
tubuh yang berlawanan
Defisit penglihatan dan
buta
(Prince,Wilson, 2002: 1048)
5. Stress Dan Respon Biologis.
Menurut Rippetoe-Kilgore, Stress adalah kondisi yang dihasilkan ketika
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya yang kemudian merasakan suatu
pertentangan, apakah itu riil ataupun tidak, antara tuntutan situasi dan sumber daya
system biologis, psikologis dan sosial, dalam terminologi medis, stress akan
mengganggu system homeostasis tubuh yang berakibat terhadap gejala fisik dan
psikologis. Baik secara mental, fisiologi tubuh, anatomi, atau fisik, ”Stress is the
condition that results when person-environment transactions lead the individual to
perceive a discrepancy, whether real or not, between the demands of a situation and theresources of the person's biological, psychological or social systems. In medical terms,
stress is the disruption of homeostasis through physical or psychological stimuli.
Stressful stimuli can be mental, physiological, anatomical or physical (Rippetoe-Kilgore,
Mark and Lon. 2006)
Richard Lazarus pada tahun 1974 yang membagi stress ke dalam 2 bentuk yaitu
eustress dan distress.( Lazarus RS , 1993:1) stress yang berpengaruh positif adalah
eustress sedangkan distress adalah stress yang bersifat negatif yang menyebabkan
gangguan fungsional maupun organ tubuh.
Istilah stress sendiri ditemukan oleh Hans Selye, seorang ahli fisiologi dari
Universitas Montreal merumuskan bahwa stress adalah tanggapan tubuh yang sifatnya
nonspesifik terhadap aksi tuntutan atasnya. Sehingga tubuh bereaksi secara emosi dan
fisis untuk mempertahankan kondisi fisis yang optimal reaksi ini disebut General
adaptation syndrome (GAS) 1936.
Respon tubuh terhadap perubahan tersebut yang disebut GAS terdiri dari 3 fase
yaitu:
a. Waspada, (alarm reaction/reaksi peringatan)
Respons Fight or flight (respons tahap awal) Tubuh kita bila bereaksi terhadap
stress, stress akan mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan sistem hormon tubuh kita
seperti kotekolamin, epinefrin, norepinefrine, glukokortikoid, kortisol dan kortison.
Sistem hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) merupakan bagian penting dalam sistem
neuroendokrin yang berhubungan dengan terjadinya stress, hormon adrenal berasal dari
medula adrenal sedangkan kortikostreroid dihasilkan oleh korteks adrenal. Hipotalamusmerangsang hipofisis, kemudian hipofisis akan merangsang saraf simpatis yang
mempersarafi:
1. Medula adrenal yang akan melepaskan norepinefrin dan epinefrin;
2. Mata menyebabkan dilatasi pupil;
3. Kelenjar air mata dengan peningkatan sekresi;
4. Sistem pernafasan dengan dilatasi bronkiolus, dan peningkatan pernafasan;
5. Sistem Kardiovaskular (jantung) dengan peningkatan kekuatan kontraksi jantung,
peningkatan frekwensi denyut jantung, tekanan darah yang meningkat;
6. Sistem Gastrointestinal (lambung dan usus), motilitas lambung dan usus yang
berkurang, kotraksi sfingter yang menurun;
7. Hati, peningkatan pemecahan cadangan karbohidrat dalam bentuk glikogen
(glikogenolisis) dan peningkatan kerja glukoneogenesis, penurunan sintesa
glikogen. Sehingga gula darah akan meningkat di dalam darah;
8. Sistem Kemih terjadi peningkatan motilitas ureter, kontraksi otot kandung kemih,
relaksasi sfingter;
9. Kelenjar keringat, peningkatan sekresi;
10. Sel lemak, terjadi pemecahan cadangan lemak (lipolisis);
Adapun lebih jelasnya fungsi dari syaraf simpatis yang terangsang saat terjadinya stress
dapat dilihat di gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Fungsi Syaraf Simpatis dan syaraf Parasimpatisb. The Stage of resistance (Reaksi pertahanan)
Reaksi terhadap stressor sudah melampaui batas kemampuan tubuh, timbul gejala
psikis dan somatik.
Individu berusaha mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatur stresor, tubuh
akan berusaha mengimbangi proses fisiologi yang terjadi pada fase waspada, sedapat
mungkin bisa kembali normal, bila proses fisiologis ini telah teratasi maka gejala stress
akan turun, bila stresor tidak terkendali karena proses adaptasi tubuh akan melemah dan
individu akan tidak akan sembuh.
c. Tahap kelelahan
Pada fase ini gejala akan terlihat jelas. Karena terjadi perpanjangan tahap awal
stress yang telah terbiasa, energi penyesuaian sudah terkuras, individu tidak dapat lagimengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian, timbullah gejala penyesuaian
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, hipertensi, dispepsia
(keluhan pada gastrointestinal), depresi, ansietas, frigiditas, impotensia.
Bila terjadi stress, kecemasan, kegelisahan, maka tubuh akan bereaksi secara
otomatis berupa perangsangan hormon dan neurotransmiter, untuk menahan stresor,
sehingga penting untuk mempertahankan kondisi mental dan fisik mahluk hidup. Dalam
hal ini stress akan merangsang pusat hormonal di otak yang bernama hipotalamus (raja
endokrin).
Fungsi Hipotalamus disini adalah: mengatur keseimbangan air, suhu tubuh,
pertumbuhan tubuh, rasa lapar, mengontrol marah, nafsu, rasa takut, integrasi respons
syaraf simpatis, mempertahankan homeostasis. Bila syaraf simpatis terangsang maka,
denyut nadi dan jantung akan meningkat, aliran darah ke jantung, otak, dan ototpun
meningkat, sehingga tekanan darah pun akan ikut terpengaruhi, pemecahan gula di hati
meningkat sehingga gula darah ikut meningkat di darah. Kortisol yang dikeluarkan oleh
korteks adrenal karena perangsangan hipotalamus, menyebabkan rangsangan susunan
syaraf pusat otak. Tubuh waspada dan menjadi sulit tidur (insomnia). Kortisol
merangsang sekresi asam lambung yang dapat merusak mukosa lambung. Menurunkan
daya tahan tubuh.
Menurut Maramis bila kita tidak dapat mengatasinya stress dengan baik, maka
akan muncul gangguan badan atau gangguan jiwa. Sumber stress psikologik adalah
masalah penyesuaian atau keadaan stress yang dapat bersumber pada frustasi, konflik,
tekanan atau krisis. Dalam stress ada yang disebut daya tahan stress atau disebut juganilai ambang frustasi (stress/frustation tolerance, ”frustratic drempel), yang pada setiap
orang berbeda-beda tergantung somato-psiko-sosial orang tersebut. (Maramis, 1980:65)
Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan maksud (tujuan) kita.
Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara atau dua lebih macam kebutuhan atau
tujuan. Tekanan juga dapat menimbulkan masalah penyesuaian, biarpun kecil, bila
bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress yang hebat, tekanan seperti juga frustasi boleh
berasal dari dalam maupun dari luar (Maramis, 1980:67-68).
Frustasi digunakan psikolog untuk mengetahui keadaan yang timbul apabila ada
halangan dalam usaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan tujuan, harapan atau
tindakan tertentu.
Frustasi sendiri adalah keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi, tujuan
tidak bisa tercapai. Frustasi ini juga bisa menimbulkan situasi positif atau yang destruktif
(negatif). Reaksi frustasi dengan demikian sifatnya bisa negatif bisa positif.
(Ardani,Rahayu, Solichatun 2006:39)
1. Reaksi-reaksi Frustasi yang Sifatnya Positif
a. Mobilitas dan peningkatan aktifitas, karena adanya rangsangan akibat
rintangan, individu memperbesar keuletannya, kerja kerasnya, keberaniannya,
tekatnya untuk menyelesaikan masalahnya.
b. Berfikir mendalam dengan kejernihan
Frustasi memberikan masalah, membuka wawasan realitas, dengan berfikir lebih
obyektif, mencari alternatif jalan keluar yang lebih baik.
c. Regignation ( kapasrahan kepada Allah)Menerima situasi yang ada dengan nalar dan rasional. Dengan tawakal kepada
Allah, dan iktiar, tapi tetap berpegang pada kekuasaan Allah dalam menyikapi
rintangan
d. Dapat fleksibel sesuai kebutuhan
 Bila satu ide sudah tidak dapat dipertahankan lagi, tidak sesuai dengan kebutuhan,
kita dapat mengikuti perkembangan yang ada yang lebih sesuai dengan tata
kehidupan yang baru dan lebih dinamis.
e. Kompensasi dari tujuan
Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan dan kekalahan dalam
satu bidang tapi sukses dalam bidang yang lain, sebagai jalan menghidupkan
stimulus dalam diri dan pantang menyerah
f. Sublimasi
Yaitu usaha untuk mengganti kecenderungan egoistic, nafsu seks animalistik,
dorongan biologis primitive dan aspirasi sosial yang tidak sehat dalam bentuk
tingkah laku terpuji yang bisa diterima masyarakat, misalnya disalurkan hasrat
sexual ke bidang olah raga, seni dan lain-lain.
 2. Reaksi-reaksi Frustasi yang sifatnya Negatif
Reaksi-reaksi ini sangat merugikan individu, ada beberapa reaksi negatif
sebagai berikut:
a. Agresi: yaitu bentuk reaksi kemarahan yang luar biasa, sehingga sampai
melakukan penyerangan terhadap orang lain, bisa dengan senjata tajam,
pembunuhan.
b. Regresi: yaitu reaksi kembalinya seseorang pada pola tingkah laku kekanakkanakan, seperti mengompol, mengisap tangan, membanting barang, menangissambil meraung-raung, histeris. Tingkah laku diatas ekspresi dari putus asa,
mental yang lemah, ekspersi rasa menyerah kalah.
c. Fixatie: adalah reaksi frustasi dengan melakukan suatu tingkah laku stereotipi
memakai pola yang sama, misalnya menyelesaikan kesulitan dengan membenturbentukan kepala, berlari-lari histeris, menggedor-gedor pintu. Dilakukan sebagai
alat pencapaian tujuan, menyalurkan balas dendam.
d. Pendesakan dan komplek terdesak
Usaha menekan kebutuhan, pikiran yang jahat, nafsu, perasaan negatif, karena
ditekan sehingga secara tidak sadar muncul mimpi-mimpi yang menakutkan,
halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dan lain-lain
e. Rasionalisme yaitu usaha pembenaran diri secara tidak wajar.
f. Proyeksi adalah usaha memproyeksikan sikap dirinya yang negatif pada orang
lain.
g. Identifikasi adalah usaha menyamakan diri dengan orang lain, tujuannya untuk
memberikan keputusan yang semu pada dirinya sendiri.
h. Narsisme adalah perasaan cinta diri sendiri yang patologis dan berlebihan,
cenderung egoistis dan tidak perduli dengan dunia luar, merasa paling superior,
paling penting.
i. Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia diluar dirinya yang
nyata, tidak mau berkomunikasi dengan dunia lain, merasa dunia luar itu kotor,
penuh kepalsuan, sehingga lama-lama konflik batin yang menumpul
mengdesintegrasi kepribadian individu tersebut.j. Tehnik jeruk manis yaitu memberi alasan yang baik terhadap kegagalan,
kelemahan dirinya. Misalnya seorang panglima perang mengatakan mundur dari
medan perang bukan sebagai kekalahan tapi sebagai taktik international.
k. Tehnik Anggur Asam, Usaha memberikan alasan yang negatif pada
kegagalannya, seperti gagal ujian karena tidak sesuai dengan bahan yang
diberikan.
Otak yang merupakan organ yang mengatur seluruh mekanisme tubuh ini, Marilah
selalu kita jaga , mengasahnya dengan belajar dan mengamalkannya.
Mengembangkan dengan hati, dan rasio. Otak adalah perangkat organ yang tidak
dapat dibandingkan dengan komputer manapun didunia ini.
Emosi dan prilaku diatur oleh mekanisme hormonal dan transmiter yang ada diotak,
menghadapi stress dengan sikap dan pikiran yang positif.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar